Ratu Laut Selatan atau Kanjeng Ratu Kidul adalah tokoh legenda yang sangat populer di kalangan masyarakat penghuni Pulau Jawa dan Bali. Kepercayaan akan adanya penguasa lautan di selatan Jawa (Samudera Hindia) dikenal terutama oleh suku Sunda dan suku Jawa. Orang Bali juga meyakini adanya kekuatan yang menguasai pantai selatan ini.
Sedekah laut
Masyarakat nelayan pantai selatan Jawa setiap tahun melakukan sedekah
laut sebagai persembahan kepada sang Ratu agar menjaga keselamatan para
nelayan dan membantu perbaikan penghasilan. Upacara ini dilakukan
nelayan di pantai Pelabuhan Ratu, Ujung Genteng, Pangandaran, Cilacap, Sakawayana
dan sebagainya. Sebagian besar para wisatawan yang berkunjung baik itu
lokal maupun manca negara datang ke Pelabuhan Ratu karena keindahan
panoramanya sekaligus tradisi ritual ini. Disaat-saat tertentu banyak
acara ritual yang sering digelar penduduk setempat sebagai rasa terima
kasih mereka terhadap sang penguasa laut selatan.
Tari Bedaya Ketawang
Naskah tertua yang menyebut-nyebut tentang tokoh mistik ini adalah Babad Tanah Jawi[1]. Panembahan Senopati adalah orang pertama yang disebut sebagai Raja yang menyunting Sang Ratu Kidul. Dari kepercayaan ini diciptakan Tari Bedaya Ketawang
dari kraton Kasunanan Surakarta (pada masa Sunan Pakubuwana I), yang
digelar setiap tahun, yang dipercaya sebagai persembahan kepada Kanjeng
Ratu Kidul. Sunan duduk di samping kursi kosong yang disediakan bagi
Sang Ratu Kidul. Pengamat sejarah kebanyakan beranggapan, keyakinan akan
Kanjeng Ratu Kidul memang dibuat untuk melegitimasi kekuasaan dinasti
Mataram.
Larangan berpakaian hijau
Peringatan selalu diberikan kepada orang yang berkunjung ke pantai
selatan untuk tidak mengenakan pakaian berwarna hijau. Mereka dapat
menjadi sasaran Nyai Rara Kidul untuk dijadikan tentara atau pelayannya.
Ruang khusus di hotel
Pemilik hotel yang berada di pantai selatan Jawa dan Bali menyediakan
ruang khusus bagi Sang Ratu. Yang terkenal adalah Kamar 327 dan 2401 di
Hotel Grand Bali Beach.
Kamar 327 adalah satu-satunya kamar yang tidak terbakar pada peristiwa
kebakaran besar Januari 1993. Setelah pemugaran, Kamar 327 dan 2401
selalu dirawat, diberi hiasan ruangan dengan warna hijau, diberi suguhan
(sesaji) setiap hari, namun tidak untuk dihuni dan khusus
dipersembahkan bagi Ratu Kidul. Hal yang sama juga dilakukan di Hotel Samudra Beach di Pelabuhan Ratu. Kamar 308 disiapkan khusus bagi Ratu Kidul. Di dalam ruangan ini terpajang beberapa lukisan Kanjeng Ratu Kidul karya pelukis Basoeki Abdullah. Di Yogyakarta, Hotel Queen of The South di dekat Parangtritis mereservasi Kamar 33 bagi Sang Kanjeng Ratu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar